Senin, 05 Mei 2008

Dilema Wanita Bekerja

Pas lagi ngopi di sebuah tempat yang cukup bisa bikin orang relax, tiba-tiba kok perhatianku langsung tertuju pada sebuah majalah kecil yang tulisan di depannya cukup membuat aku berpikir, "Mampus gw, berat amat judulnya?!!"

Dilema Wanita Bekerja
Bukannya sok suci, bukannya sok apapun deh, blassss ga ada maksud sok-sokan. Tapi jujur, judul itu tiba-tiba bikin aku tersentak.
Pas aku buka halaman demi halaman, malah lebih bikin makin tersentak.
Masak beberapa judul artikelnya, ditulis :
-Ummi, jangan tinggalkan aku
-Bahagianya menjadi Ibu

Kondisiku sekarang memang bisa disebut wanita karier. Maksudnya, pergi pagi pulang pagi, ngantor di sebuah stasiun TV yang paling yahud di Indonesia, punya gaji dan blablablabla...
Pas aku baca, sederetan kalimat,
"Bekerja atau diRumah?"
Anda akan kehilangan waktu paling berharga dengan anak anda, pertama kali dia melangkah, ocehannya pertama kali...
Sebenarnya tidak juga, dengan bekerja, saya akan menyediakan kondisi ekonomi yang lebih baik untuknya. Apakah itu bukan alasan saja? Anda kan dapat mengurangi kemewahan hidup agar dapat menghabiskan waktu lebih banyak bersama anak anda?

Sumpah, terjadi deh perang sengit dalam hati! Aku jadi bertanya, busyettttt...bener juga nih tulisan ini.

Tapi coba, kita kembalikan dulu pada kondisi nyata yang ada.
1. Kenapa aku bekerja?
Aku : Cita-citaku banyak, begitu juga dengan suamiku. Dengan aku bekerja, aku merasa semua itu akan lebih mudah tercapai.
Suamiku : Dia pernah bilang, kalo aku ga kerjapun ga papa tuh. Malah dia pernah mengutarakan cita-citanya melihat aku HANYA menjadi seorang ibu rumah tangga. Mungkin bagi beberapa orang, ibu rumah tangga sebutannya HANYA, tapi bagi aku dahsyat banget punya profesi itu.
2. Apa keinginanku saat ini?
Aku : Secara spontan, aku pasti jawab - pengen punya anak!!!!!
Suamiku : Jalanin apa adanya karena dia belum pengen punya anak. Maklum, suamiku dan adik-adiknya butuh figur seorang ibu secara mereka sudah agak lama menyandang status sebagai yatim piatu. Jadi, menurutku (semoga Allah meridhoi niatku ya, Amin) bolehlah setahun ini "kosong" dulu meski dalam hati itu agak takut kalo keterusan.
Jadi aku harus gimana duonk?????
Pengen banget cepet hamil, pengen banget cepet gendong Ario versi kecil.

Binguuuuuuuuungggg....

Mungkin apapun keadaannya saat ini, biarlah aku jalani apa adanya, buat aku-aku masih punya waktu untuk berpikir, punya waktu untuk menimbang-nimbang, meski aku juga tau pasti-siapapun ga akan pernah tau ttg batas umur seseorang.

Yang ada saat ini, justru keinginan untuk mengabdi pada suamiku.
Jujur, aku sangat mencintai suamiku apa adanya, meski bawel, meski cerewet, bagaimanapun dia teteup suamiku. Pilihan hidupku, Pilihan Allah untukku.

Ya Allah, mohon tuntunlah aku dan terangilah jalanku.
Berikanlah petunjuk, jalan mana yang terbaik untuk aku tempuhi.

Terima kasih telah kau berikan seseorang yang santun, penyayang, tanggung jawab dan yang pasti-sholeh.

I Love You, Allah
I Love You, Suamiku